Akhir-akhir ini kita sering mendengar pembicaraan tentang "Guru Profesional". Apa dan bagaimanakah guru profesional itu?
PROFESINALISME DAN MORAL KERJA GURU
A. Profesinalisme Guru
Profesionalisme guru dapat diartikan sebagai guru yang profesional. Berikut beberapa teori tentang guru profesional menurut para pakar pendidikan.
- Menurut Rice dan Bishoprich (1971) guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari baik tugas administrasi maupun tugas mengajar. Profesionalisme guru dipandang sebagai suatu proses yang bergerak dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari ketidakmatangan menjadi matang, dari diarahkan oleh orang lain menjadi mengarahkan dirinya sendiri.
- Menurut Glickmen (1981) guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan motivasi kerja yang tinggi. Seseorang tidak akan bekerja secara profesional bila hanya memiliki salah satu dari dua persyaratan di atas. Maksudnya betapapun tingginya kemampuan kerja seseorang tidak akan dapat bekerja secara profesional apabila tidak memiliki kesungguhan hati (motivasi ) yang tinggi untuk melakukannya. Sebaliknya betapapun tingginya motivasi kerja seseorang ia tidak akan sempurna dalam menyelesaikan tugasnya bila tidak didukung oleh kemampuan kerja yang tinggi.
Masih banyak teori tentang guru profesional yang pernah dikemukaan oleh para pakar pendidikan namun kedua teori di atas menyatakan bahwa guru yang profesional adalah :
1. guru yang memiliki kemampuan kerja yang tinggi, yaitu
- mampu mengelola tugas yang diberikan kepadanya, baik tugas administrasi maupun tugas mengajar
- mampu menemukan dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi saat bekerja serta berusaha untuk mengatasi masalah tersebut baik secara mandiri maupun dengan bantuan pihak lain.
- memiliki wawasan, pandangan atau tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang.
- berpengharapan (optimis) terhadap apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang.
4. memiliki moral kerja yang tinggi.
B. Moral Kerja Guru
Moral kerja guru diartikan sebagai sikap dan tingkah laku seorang guru yang terwujud dalam bentuk semangat kerjanya (Bafadal 2003:90). Moral kerja guru sangat berpengaruh terhadap produktivitas sekolah. Menurut Thomas dalam Mulyasa (2002) produktivitas sekolah dapat ditinjau dari tiga dimensi yaitu:
- produktivitas sekolah dari segi keluaran administrasi
- produktivitas sekolah dari segi perubahan tingkah laku
- produktivitas sekolah dari segi keluaran ekonomi/pembiayaan pelayanan pendidikan
- berdisiplin, tidak sering terlambat hadir di sekolah/di dalam kelas
- menyayangi waktu, (tidak menggunakan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak penting)
- saat mengajar bersikap tenang, antusias, teliti, adil, ramah, suka membantu murid-muridnya yang mengalami kesulian belajar, dan menerima keadaan muridnya apa adanya. Menurut hasil survey, guru seperti ini sangat disukai oleh murid-muridnya.
- berkomitmen tinggi, bertekad untuk memberikan perhatian yang sangat besar dan waktu yang banyak terhadap perkembangan /kemajuan belajar murid-muridnya.
- bertanggung jawab, dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu baik tugas pokok maupun tugas tambahan yang diberikan pimpinan kepadanya dan berusaha menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.
- mandiri atau bekerja tanpa harus selalu mengharapkan bantuan dari pimpinan
- kreatif, mampu menciptakan pembelajaran yang efisien dan efektif
- suka bergaul denga rekan kerja dan stakeholder (masyarakat)
- mampu menyimpan rahasia jabatan
Sedangakan indikator seorang guru yang tidak memiliki moral kerja yang tinggi (moral kerja rendah) antara lain;
- sering datang terlambat dan pulang belum waktunya
- kurang bergairah (malas), sering melamun, suka menyendiri, tidak mau bekerja sama dengan orang lain, sering berbuat kesalahan tetapi tidak berusaha untuk memperbaikinya
- mengerjakan pekerjaan karena terpaksa.
C. Meningkatkan Profesinalisme Guru
Meningkatkan profesionalisme guru berarti usaha untuk mengubah guru yang belum profesional menjadi profesional. Usaha ini dapat dilakukan dengan dua cara :
- bantuan dari pihak pengelola sekolah
- usaha sendiri (mandiri)
- Melalui supervisi
- Program sertifikasi
- Tugas belajar
- Mengikutsertakan dalam kegiatan seminar, penataran/pelatihan.
- Meningkatkan kesejahteraan guru (menurut Maslow, tentang teori kebutuhan )
Tulisan ini akan membahas usaha peningkatan profesionalisme guru secara mandiri karena sesuai dengan pendapat Bafadal tersebut di atas dan usaha meningkatkan profesionalime guru dengan bantuan pihak pengelola sekolah merupakan kebijakan tersendi dari pengelola sekolah.
Adapaun usaha guru untuk meningkatkan profesionalimenya sendiri antara lain:
- teruslah belajar untuk menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan secara luas dan mendalam (belajar seumur hidup)
- identifikasi kekurangan/kelemahan /kesulitan atau masalah-hasalah yang sering dihadapai saat bertugas kemudian cari solusi untuk mengatasi masalah tersebut baik secara mandiri maupun dengan rekan kerja kalau perlu dari pihak pengelola sekolah.
- sebelum mengajar, rancanglah program pembelajaran (materi, media, metode, dan bentuk evaluasi yang akan digunakan), kemudian laksanakan program tersebut dengan tepat
- lakukan analisis terhadap evaluasi hasil belajar siswa, kemudian lakukan tindak lanjut.
- selalu mencari informasi terbaru tentang pendidikan karena teknologi dan teori-teori pendidikan saat ini berkembang pesat. Tujuannnya agar dapat menginovasi model pembelajaran yang lebih relevan
- hargai dan nikmati pekerjaan itu
- setiap ada kesempatan, ikuti kegiatan seminar, penataran atau pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya.
- milikilah moral kerja yang tinggi
- sadari bahwa anda dipercaya orang tua untuk membina anak-anaknya, oleh sebab itu lakukanlah yang terbaik untuk peserta didik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sekolah memiliki beberapa komponen di antaranya program KBM, siswa, sarana dan prasarana, uang, lingkungan masyarakat. Dalam sistem pendidikan, semua komponen tersebut sangat penting dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Namun, semua komponen tersebut tidak akan berguna secara maksimal tanpa adanya guru, yaitu guru profesional. Jadi guru profesional sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan baik secara intitusional maupun secara nasional.
PENUTUP
Menutup uraian singkat ini, penulis simpulkan beberapa hal sebagai berikut;
- Guru yang profesional adalah guru yang memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang pendidikan, memiliki kematangan yang tinggi, memiliki kemandirian, memiliki komitmen tinggi, memiliki visi yang tepat, kreatif, inovatif, serta memiliki moral kerja yang tinggi.
- Cara terbaik untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan usaha guru itu sendiri yaitu belajar terus-menerus (belajar seumur hidup)
- Guru profesional diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan, baik tujuan intitusional maupun tujuan nasional.
SARAN
Tidak mudah untuk menjadi guru yang profesional tetapi dengan adanya niat dan kemauan yang tinggi cepat atau lambat pasti akan tercapai. Oleh sebab itu marilah kita mencoba dan memulainya dari hal-hal yang paling sederhana. Betapa bahagianya seorang guru bila melihat bekas murid-muridnya menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa terutama di hadapan Tuhan Yang maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Bafadal. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Cowell, Nick dan Roy G. 1995. More Help for Teachers, More Learning by Children. Terjemahan Setyani D. Sjah. Jakarta : Grasindo.
Glikman, C.D. 1981. Developmental Sipervision. Alexandria: Assosiation for Supervision and Curriculum Developmen.
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rice, G.H. dan Bichoprick. D.W.1971. Conceptual Models of organisation. New York : Meredith Corporation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar